Zat Pewarna Alami Batik
Zat Pewarna Alami Batik – Zat pewarna merupakan salah satu faktor penting pakaian atau kain enak dilihat atau tidak, termasuk kain batik. Warna juga yang membuat orang yang memandang sebuah kain batik menjadi tertarik atau tidak. Sejak zaman dulu pewarna yang dipakai untuk membuat sebuah karya seni batik adalah zat pewarna alami hingga saat ini banyak yang sudah menggunakan zat pewarna buatan atau sintetis, walaupun begitu masih ada juga yang masih menggunakan zat pewarna alami.
Tidak ada yang salah dari memakai zat pewarna alami atau buatan, semua tergantung pilihan pembuat dan pengguna, pilihan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan saat ini kita akan membahas zat pewarna alami yang biasa digunakan dalam pembuatan batik tradisional, untuk zat pewarna buatan atau sintetis akan kita bahas di artikel berikutnya ya.
Mengenal Pewarna Alami Batik
Zat pewarna alami batik merupakan salah satu pilihan untuk menghasilkan warna-warna batik klasik, meski bahan pewarna alami batik semakin sulit didapatkan namun beberapa bahan-bahan ini masih bisa diperoleh di sekitar kita ataupun dapat dibeli di pasar-pasar tradisional.
Zat pewarna alami batik biasanya dibuat dari bahan ekstrak tumbuh-tumbuhan seperti dari batang, akar, daun, kulit, bunga maupun buahnya. Dari masing-masing bahan tersebut akan mampu menghasilkan warna yang beragam meski tidak selengkap jika menggunakan zat pewarna batik buatan atau sintetis.
Macam-macam Pewarna Alami Batik
Ada sangat banyak bahan dasar pewarna alami batik yang bisa digunakan, namun beberapa tumbuhan yang seringkali digunakan dan masih mudah dicari diantaranya adalah :
1. Kunyit (Curcuma domestica val) merupakan salah satu tanaman obat dan bumbu kuliner yang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna batik. Bagian tanaman yang diambil adalah rimpang dan umbi akarnya yang dapat menghasilkan warna kuning.
2. Teh (Camelia sinensis) daun teh selain dapat dimanfaatkan untuk membuat minuman, bagian daun yang sudah tua bisa dimanfaatkan untuk zat pewarna alami batik. Bagian daun teh ini jika diolah akan dapat menghasilkan warna coklat pada kain batik.
3. Bawang Merah (Allium ascalonicium L) selain bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masak, bawang merah juga dapat digunakan sebagai bahan pewarna batik. Bahan yang diambil adalah bagian kulit yang dapat menghasilkan warna jingga kecoklatan.
4. Jati (Tectona Grandis L) merupakan salah satu tanaman keras yang kayunya bisa menjadi bahan terbaik pembuatan mebel ataupun bahan bangunan. Pohon Jati hingga saat ini masih sangat mudah ditemukan di desa-desa maupun di hutan. Daunnya yang lebar dan rimbun saat musim hujan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami batik. Daun Jati yang masih muda biasanya memiliki warna hijau kecoklatan, daun muda inilah yang dapat digunakan sebagai pewarna alami batik yang menghasilkan warna merah kecoklatan.
5. Alpukat (Persea), tanaman berbiji tunggal ini selain dapat menghasilkan buah yang banyak vitaminnya juga dapat menghasilkan bahan alami batik. Daunnya yang cukup banyak dan mudah didapatkan ini bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan warna hijau kecoklatan pada batik.
6. Secang (Caesaslpinia Sapapan Lin) selain dapat digunakan sebagai minuman kesehatan, jenis tanaman keras ini dapat diambil bagian kulit kayunya untuk menghasilkan warna merah pada pembuatan pewarna batik alami. Warna merah adalah hasil oksidasi, setelah sebelumnya dalam pencelupan berwarna kuning.
7. Mangga (Mangitera Indica Lina) selain daging buahnya yang dapat dikonsumsi, bagian kulit kayu pohon ini bisa digunakan untuk bahan dasar membuat pewarna batik. Kulit kayu dan daun pohon mangga jika diolah bisa menghasilkan warna hijau pada batik alami.
8. Indigo/tarum (Indigofera tinctoria), Tanaman Tarum merupakan salah satu tanaman perdu yang ada di sekitar kita. Daun maupun ranting dari tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna batik yang menghasilkan warna biru.
9. Kelapa (Cocos nucifera), Pohon kelapa merupakan salah satu pohon yang seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan oleh manusia, baik dari akar, batang, buah, daun, kulit kayu dan lain sebagainya. Untuk pembuatan bahan batik alami, kulit luar (sabut/serabut) buah kelapa bisa dijadikan bahan pewarna. Warna yang dihasilkan adalah krem kecoklatan.
10. Andong (Cardyline Futicosa Backer), Andong merupakan jenis tanaman yang biasanya ditanam di halaman rumah sebagai tanaman hias. Daun andong merupakan daun tunggal dengan warna hijau atau merah kecoklatan, dari daun inilah yang dapat menghasilkan warna hijau ketika diolah menjadi bahan alami batik.
11. Putri Malu (Mimosa Pudica), Tanaman putri malu sangat mudah dijumpai dimanapun juga, mulai di pinggir jalan, semak-semak belukar ataupun di kebun. Ciri khas tanaman Putri malu adalah ketika daunnya disentuh maka ia akan menutup. Bunga dan daun putri malu dapat digunakan sebagai pewarna alami batik yang menghasilkan warna kuning kehijau-hijauan.
12. Tingi (Ceriops condolleana), Jambal (Pelthopherum pterocarpum) dan Tegeran (Cudrania javanensis), merupakan tiga jenis tumbuhan yang dapat dicampur menjadi satu dari kulit dan kayunya sehingga menghasilkan warna soga (coklat) pada kain batik.
13. Mengkudu (Morinda citrifolia), Tanaman mengkudu hingga saat ini masih mudah dijumpai dan ditemukan karena tanaman ini merupakan tanaman obat yang bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Jika ingin membuat pewarna batik alami, akar pohon mengkudu dapat dimanfaatkan dan diolah untuk menghasilkan warna merah.
Yap mungkin hanya 13 macam bahan dasar pewarna alami batik yang bisa kami sampaikan kali ini, bahannya yang sederhana dan alami bukanlah faktor utama kain batik menjadi lebih terjangkau atau malah lebih mahal karena tingkat seni dan budayanya, tapi 1 yang pasti pewarna alami adalah pewarna yang digunakan sejak zaman dahulu jauh sebelum pewarna sintetis digunakan pada saat ini.
sumber:
kesolo.com/mengenal-bahan-pewarna-alami-batik/
pusatgrosirsolo.com/artikel-batik/pewarna-batik-alami-vs-sintetis/
mongabay.co.id/2015/01/05/mereka-yang-setia-berkarya-dengan-serat-dan-warna-alami/
www.hijup.com/magazine/tag/pewarna-batik/